Nama Penulis : Adymas Putro Utomo
Editor : Muhammad Noor Ilmi
Tahun Terbit : 2024
harga : Rp. 65000
order Via Wa : 085252927842
SINOPSIS BUKU :
Sejarah Sistem Informasi Geografis
Sejak manusia pertama kali mencoba memahami hubungan antara lokasi dan lingkungan sekitarnya, kebutuhan untuk merepresentasikan data geografis telah menjadi penting. Evolusi ini membawa kita pada perkembangan Sistem Informasi Geografis (GIS) yang memainkan peran sentral dalam dunia modern. Mari kita telusuri jejak waktu yang membentuk GIS dari awal hingga menjadi alat yang tak tergantikan dalam pemetaan dan analisis spasial.
1) Prakarsa Awal: Pemetaan Klasik dan Penemuan Peta
Sejarah pemetaan manusia dimulai dengan peta klasik di zaman Yunani dan Romawi. Eratosthenes, seorang ilmuwan Yunani kuno, dikenal sebagai salah satu pemikir awal tentang pemetaan bumi. Pemetaan terusberkembang melalui abad-abad, dengan peran besar dari tokoh seperti Ptolemy dan Gerardus Mercator.
2) Zaman Teknologi: Penggunaan Komputer dalam Pemetaan
Perkembangan teknologi komputer pada abad ke-20 membawa revolusi dalam pemetaan. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, peneliti dan ilmuwan mulai menggunakan komputer untuk memproses data geografis. Peta digital pertama kali muncul, membuka jalan bagi integrasi teknologi komputer dengan konsep pemetaan.
3) Awal Mula GIS: Pembentukan Konsep dan Struktur Data
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, para ilmuwan mulai merancang konsep awal GIS. Roger Tomlinson, seorang ilmuwan Kanada, dianggap sebagai “Bapak GIS” karena pekerjaannya dalam mengembangkan konsep sistem pemetaan digital. Konsep struktur data spatial pertama kali dijelaskan, membuka pintu bagi pengembangan sistem yang lebih canggih.
4) Pertumbuhan dan Komersialisasi: GIS di Era 1980-an dan 1990-an
Pada dekade 1980-an dan 1990-an, GIS berkembang pesat dan menjadi lebih mudah diakses. Perusahaan-perusahaan mulai mengenali potensi GIS dalam pemetaan, perencanaan, dan pengelolaan sumber daya. Berkembangnya perangkat lunak GIS komersial membawa teknologi ini ke berbagai sektor, dari pemerintah hingga industri swasta.
5) Revolusi Teknologi: GIS di Era Digital dan Internet
Pertumbuhan internet dan teknologi digital pada akhir abad ke-20 membawa GIS ke level baru. Peta digital yang dapat diakses secara online, teknologi GPS, dan pengembangan perangkat lunak GIS yang lebih canggih memperluas cakupan dan penggunaan GIS di seluruh dunia.
6) Masa Kini dan Masa Depan: GIS dalam Pembangunan Berkelanjutan
Masa kini melihat GIS sebagai bagian integral dari pemahaman dan pengambilan keputusan. Pemanfaatan teknologi terbaru seperti sensor satelit, Big Data, dan kecerdasan buatan semakin meningkatkan kapabilitas GIS. Penerapan GIS dalam manajemen bencana, pemantauan lingkungan, perencanaan kota, dan sektor lainnya menjadi kunci untuk membangun dunia yang lebih berkelanjutan.
Sejarah GIS mencerminkan evolusi kebutuhan manusia akan pemetaan dan pemahaman lokasi dalam konteks global. Dari peta klasik hingga sistem informasi geografis yang canggih, GIS terus menjadi alat penting dalam menjawab tantangan dunia modern. Dengan teknologi yang terus berkembang, masa depan GIS terlihat cerah sebagai pendorong utama untuk inovasi dan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita.
B. Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis (SIG) yang selanjutnya akan disebut SIG, merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff,1989).
Sistem informasi geografis atau SIG atau yang lebih dikenal dengan GIS mulai dikenal pada awal 1980an sejalan dengan perkembangannya komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, SIG berkembang mulai sangat pesat pada era 1990an dan saat ini semakin berkembang.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan), dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya dalam sebuah database sistem yang mampu melakukan berbagai proses yang dapat mengubah data menjadi suatu informasi yang digunakan untuk mengambil suatu keputusan. Beberapa pengertian SIG menurut para ahli diantaranya:
1) Pengertian Sistem Informasi Geografis menurut Arronoff (1989), adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografis yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
2) Pengertian Sistem Informasi Geografis menurut Burroug (1986), adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi geografis beberapa subsistem data input, data output, data management, data manipulasi dan analysis.
Gambaran tentang informasi dalam kaitannya dengan SIG dapat dilihat pada gambar berikut.
Sumber : Taksonomi Informasi
SIG dikenal dengan istilah yang berbeda tetapi dengan maksud yang sama. Di Amerika Serikat, istilah yang digunakan adalah Geographic Information System (GIS). Hampir sama dengan Amerika, di Eropa dikenal dengan istilah Geographical Information System (GIS). Secara lengkap istilah SIG yang berbeda tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
No Terminologi/Penamaan Sumber
1 Geographis Information System Amerika Serikat
2 Geographical Information System Eropa
3 Geomatique Kanada
4 Georelational Information System Penamaan berbasis teknologi
5 Natural Resource Information System Penamaan berbasis disiplin ilmu
6 Geoscience of Geological Information System Penamaan berbasis disiplin ilmu
7 Spatial information system Penamaan non geografi
8 Spatial data analysis system Penamaan berdasakan sistemnya
Sebagian pakar lainnya mengartikan SIG sebagai alat untuk menganalisis data keruangan. Pengunaan komputer hanya mempercepat analisis dan menyimpan data dalam jumlah yang banyak. Definisi menurut Demers (1997) lebih menekankan pada bagaimana cara SIG. SIG berkepentingan dengan data ruang-waktu dan sering tapi tidak selalu perlu, menggunakan komputer. Deinisi tersebut lebih menekankan pada proses yang di dalamnya bekerja beberapa subsistem yaitu subsistem pemasukan data, subsistem pengambilan dan penyimpanan data, subsistem analisis dan manipulasi data, dan subsistem luaran atau pelaporan. Berikut ini beberapa pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) lainnya menurut para ahli:
• Murai: Pada tahun 1999 mengungkapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai suatu sistem informasi yang digunakan untuk menyimpan, memasukan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis hingga menghasilkan data dengan referensi geografis atau data geospatial, tujuannya mendukung pengambilan keputusan dalam pengelolaan dan perencanaan penggunaan lahan, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, sumber daya alam, dan pelayanan umum lainnya.
• Bernhardsen: Pada tahun 2002 Bernhardsen berpendapat Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi sistem komputer yang kemudian digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini kemudian diimplementasikan juga dengan hardware atau perangkat keras dan software atau perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk verifikasi data, kompilasi, penyimpanan, akusisi, perubahan hingga pembaharuan data. Tak hanya itu ia juga berfungsi sebagai pemanggilan dan presentasi data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, hingga analisa data.
• Gistut: Tahun 1994 Gistut berpendapat bahwa Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem yang kemudian dapat membantu suatu pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan karakteristik-karakteristik fenomena dan deskripsi-deskripsi lokasi yang ditemukan di lokasi tersebut. Sistem Informasi Geografis (SIG) mencakup teknologi dan metodologi yang kemudian diperlukan, diantaranya data spasial pada perangkat keras atau hardware, juga perangkat lunak (software) dan struktur organisasi
Dari pengertian-pengertian diatas, secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa SIG adalah suatu sistem yang dapat digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang memiliki referensi ruang atau lokasi dipermukaan bumi. Kata kunci dalam definisi tersebut adalah data yang memiliki referensi spasial atau ruang. Ini berarti bahwa semua data yang memiliki referensi ruang dapat dimasukkan. Dikelola dan dianalisis serta ditampilkan dengan menggunakan SIG. Karena banyak bidang kehidupan yang menggunakan ruag atau lokasi sebagai dasar analisis maka pemanfataan SIG sangat meluas tidak hayar dalam bidang ilmu kebumian tetapi juga bidang perencanaan wilayah, bisnis, telekomunikasi dan lain-lain.
C. Jenis Sistem Informasi Geografis
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalissa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu. Sebagai dasar referensinya, sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti : lokasi, kondisi, trend, pola dan permodelan, kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.
Adapun jenis sistem informasi geografis :
1) Sistem manual (analog)
Sistem informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk susunan, foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Semua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer.
2) Sistem otomatis (berbasis digital komputer)
Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya, sistem informasi geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi, data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.
D. Subsistem Informasi geografis
1) Subsistem Masukan (input)
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab mengkonversi atau mentransformasi format-format data asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG (Sistem Informasi Geografi).
2) Subsistem Manajemen
Subsistem ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah sistem basisdata sedemikian rupa sehingga data spasial tersebut mudah dicari, di update, dan di edit.
3) Subsistem Manipulasi dan Analisis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografi. Selain itu subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
4) Subsitem Keluaran (output) dan Penyajian (display)
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data, baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy, dalam format table, grafik, peta atau format lainnya.
E. Kategori GIS yang Baik
Kategori GIS yang baik:
1) Mampu berinteraksi dengan DBMS, baik denga satu DBMS ataupun multiDBMS
2) Mampu menghitung area
3) Mampu melakukan proses buffering
4) Mampu melakukan proses aljabar dan Boolean
5) Mampu melakukan proyeksi dan transformasi ke berbagai sistem koordinat
6) Mampu melakukan proses network tracing
7) Mampu menampilkan data penginderaan jauh/ remote sensing
8) Mampu melakukan analisis 3D
9) Mampu melakukan analisis keruangan
10) Mampu melakukan konversi raster-vektor atau sebaliknya.
F. Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis
Pada dasarnya pada sistem informasi geografis terdapat lima proses yaitu:
1) Input Data
Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data nonspasial. Data spasial biasanya berupa peta analog, untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan aplikasi arcView. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.
2) Manipulasi Data
Tipe data yangdiperlukan oleh suatu bagian sistem informasi geografis mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan, oleh karena itu sistem infromasi geografis mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun nonspasial.
3) Analisis Spasial
Karakteristik utama Sistem Informasi Geografi adalah kemampuan menganalisis sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa spasial. Analisa dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi yang sering digunakan dengan istilah analisa spasial, tidak seperti sistem informasi yang lain yaitu dengan menambahkan dimensi ruang (space) atau geografi. Kombinasi ini menggambarkan attribut-attribut pada bermacam fenomena seperti umur seseorang, tipe jalan, dan sebagainya, yang secara bersama dengan informasi seperti dimana seseorang tinggal atau lokasi suatu jalan.
4) Query dan Analisis
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental sistem informasi geografis dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
a) Analisis Proximity Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Sistem informasi geografis menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
b) Analisis Overlay Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.
5) Visualisasi
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.
6) Manajemen data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data nonspasial yang meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.
G. Teknologi dan Teknik dari Sistem Informasi Geografis
Teknologi Sistem Informasi Geografis modern menggunakan informasi digital, dimana berbagai metode pembuatan data digital digunakan. Metode pembuatan data yang paling umum yaitu digitalisasi, dimana peta hard copy atau rencana survei dipindahkan ke media digital melalui penggunaan program CAD, dan kemampuan referensi geo. Dengan tersedianya citra ortho-rectified (dari satelit, pesawat terbang, Helikites dan UAV), digitalisasi head-up menjadi jalur utama di mana data geografis diekstraksi. Digitalisasi melibatkan penelusuran data geografis secara langsung di atas citra udara dan bukan dengan metode tradisional untuk melacak bentuk geografis pada tablet digitalisasi terpisah.
Sistem Informasi Geografis menggunakan lokasi spatio-temporal (ruang-waktu) sebagai variabel indeks kunci untuk semua informasi. Sama seperti database relasional yang berisi teks atau angka yang dapat menghubungkan banyak tabel yang berbeda dengan menggunakan variabel indeks kunci yang umum, Sistem Informasi Geografis dapat menghubungkan informasi yang tidak terkait dengan lokasi sebagai variabel indeks utama. Kuncinya yaitu lokasi dan luasnya dalam ruang-waktu. Setiap variabel yang ditempatkan secara spasial dan temporal, dapat direferensikan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Lokasi atau luasan di Bumi dapat dicatat sebagai tanggal/waktu kejadian, dan koordinat x, y, dan z yang mewakili, bujur, lintang, dan elevasi. Koordinat Sistem Informasi Geografis ini dapat mewakili sistem referensi temporo-spasial lainnya, misalnya jumlah frame film, marker jalan raya, alamat bangunan, persimpangan jalan, gerbang masuk, kedalaman air, gambar POS atau CAD.
Buku ini menjelaskan bagaimana sistem informasi dan geografis yang disingkat dengan SIG merupakan sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis. Sistem informasi geografis atau SIG atau yang lebih dikenal dengan GIS mulai dikenal pada awal 1980an sejalan dengan perkembangannya komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, SIG berkembang mulai sangat pesat pada era 1990an dan saat ini semakin berkembang. Pada buku ini penjelasan yang diambil tidak jauh dari rencana pembelajaran semester dalam Sistem Informasi Geografis.