Skip to content
EL PUBLISHER

EL PUBLISHER

Penerbit Buku dan Layanan Publikasi

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA

Posted on April 2, 2024Mei 12, 2024 By Elpublisher Tak ada komentar pada PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA

PENULIS : HUMAIDI

Harga order : Rp. 85.000
order ke : 085377799989
VIA Order lewat WA : 085252927842 (ilmi)
tidak menjual lewat marketplace
IKAPI EL PUBLISHER : 009/KSL/2023
Alamat : JL. Jahri Saleh Komp. SUrgi Mufti No.50, Banjamasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan

SINOPSIS BUKU

Latar Belakang

Pada berbagai aspek dalam organisasi, manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan harus mampu mengelola manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba kompetitif supaya dapat bertahan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan. Organisasi merupakan tempat sekelompok orang yang memiliki tujuan yang ingin di capai melalui orang-orang didalamnya. Sekelompok orang tersebut merupakan kunci tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Setiap organisasi, baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis akan dihadapkan pada permasalahan sumber daya manusia.
Organisasi yang memiliki permasalahan pada sumber daya manusia akan dapat di atasi jika seorang pemimpin memiliki model kepemimpinannya yang baik, seperti kemampuan memimpin dan interaksi sesama pemimpin, bawahan-atasan, organisasi, serta lingkungan. Pengalaman pada diri seseorang sangat mempengaruhi cara pengambilan keputusan dan kinerja dari organisasi yang dipimpin. Keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakan orang lain atau pengikutnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu dalam menciptakan motivasi di dalam diri setiap bawahan, kolega, maupun atasan pemimpin itu sendiri.
Sampai saat ini banyak sekali konsep tentang kepimimpinan yang diungkapkan oleh beberapa ahli. Kepemimpinan dideskripsikan dalam beberapa istilah berdasarkan dengan ciri dan tindakan yang dilakukan mulai dari kepemimpinan kharismatik, kepimimpinan transaksional, hingga istilah terkini yang banyak dikemukakan adalah kepemimpinan transformasional, yang kini banyak diterapkan oleh beberapa pemimpin organisasi termasuk organisasi bisnis dalam menjalankan perusahaannya.
Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan. Konsep kepemimpinan transformasional mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan kontingensi. Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu dimensi penting dalam kepemimpinan efektif yang sekaligus menjadi prediktor terkuat atas hasil kepemimpinan (leadership outcomes), seperti usaha ekstra para bawahan terhadap ketrampilan kepemimpinan (Bassdalam Hakim, 2014). Sedangkan Menurut Wijayanto (2012:176) Kepemimpinan transformasional yaitu kepemimpinan dimana pemimpin menyediakan perhatian individu, rangsangan intelektual serta pemimpin tersebut memiliki karisma.
Model Kepemimpinan Transformasional di yakini akan mengarahkan pada kinerja superior dalam organisasi yang sedang menghadapi tuntutan pembaharuan dan perubahan. Seorang pemimpin yang baik dalam mengelola perusahaan arus memiliki empat indikator menurut Wijayanto (2012:176) yaitu (a) Kharisma, (b) Inspirasi, (c) Stimulasi Intelektual dan (d) Pertimbangan Individual. Keempat hal tersebut akan sangat mempengaruhi pimpinan dalam menjalankan tugasnnya sesuai dengan jabatan.
Kepemimpinan trasnformasional jelas akan terlihat jika seorang pemimpin dalam perusahaan mampu membuat perubahan. Seperti halnya pada PDAM Amuntai yang terdapat pola gaya kepemimpinan trasnformasional. Kepemimpinan transformasional ini terlihat pada PDAM Amuntai sangatlah jelas terjadi dimana berdasarkan observasi lapangan pada bulan November-Desember 2017 dimana kepemimpinan yang terdapat pada PDAM bisa membuat pegawai merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan. Hal ini membuat pimpinan yang ada saat ini lebih di segani dan di hormati serta di percayai oleh bawahannya. Pimpinan mampu membaur dengan pegawainya dalam melakukan pekerjaan. Jika pegawai mengalami kesulitan maka pimpinan memberikan solusi dan menampung ide-ide yang baik dari pegawai. Selain itu pimpinan saat ini juga mampu medorong pegawai lebih baik untuk melakukan pekerjaan. Pegawai sangat bangga mempunyai pimpinan yang mampu membuat pegawainya merasa nyaman dalam bekerja.
Kepemimpinan transformasional yang diadopsi oleh PDAM Amuntai, di dukung dari pernyataan kepada Bapak Hidayatullah pegawai PDAM staf Produksi yang menjelaskan bahwa pimpinan yang ada saat ini memiliki kharisma yang sangat bagus, dimana pegawai merasa bangga mempunyai pimpinan seperti beliau, pegawai mengagumi bagaimana beliau memimpin PDAM ini, beliau mampu memotivasi pegawai dan memberikan arahan yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Selain itu gaya pemikiran beliau juga sangat bagus baik dalam pengambilan keputusan dan juga menerima saran-saran atau masukan dari pegawai. Jadi pimpinan saat ini lebih bisa mengayumi pegawainya dalam melakukan pekerjaan. Tidak jauh berbeda dengan pemimpin sebelumnya hanya pimpinan dahulu kurang mendekatkan diri pada pegawai sehingga pendapat dan ide-ide karyawan kurang di terima baik oleh pimpinan. Selain itu juga di lakukan wawancara kepada Bapak Ahmad Sauki pegawai staf produksi yang menyatakan bahwa pegawai merasa senang memiliki pimpinan yang bisa membuat pegawai lebih baik saat ini. Beliau sosok yang memiliki ide-ide baru yang lebih kreatif dalam memimpin. Pegawai selalu di bantu dalam menyelesaikan masalah dan ide-ide pegawai dalam mengembangkan perusahaan ini sangat di dorong. Pimpinan saat ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan pegawai selalu mempercayai, bangga dan menghormati beliau. Sedangan perbedaan pemimpin sebelunya dengan saat ini sedikit berbeda, dimana pemimpin sebelumnya lebih tertutup, tidak bisa melihat pegawai bersantai-santai maka akan di tegur meskipun pekerjaan sudah selesai sehingga merasa ada beban yang lebih dalam bekerja.
Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Keberadaan para pemimpin transformasional mempunyai efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun pada tingkat individu.
Kepemimpinan transformasional memiliki kemampuan untuk membawa perubahan-perubahan yang sangat besar terhadap individu-individu maupun organisasi dengan jalan: memperbaiki kembali (reinvent) karakter diri individu-individu dalam organisasi ataupun perbaikan organisasi, memulai proses penciptaan inovasi, meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, dengan cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua pihak yang terlibat, dan mencoba untuk merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan. Pemimpin seperti ini dapat memahami pentingnya perubahan-perubahan yang mendasar dan besar dalam kehidupan dan pekerjaan mereka dalam mencapai hasil-hasil yang diinginkannya
Selain dengan Kepemimpinan transformasional yang baik seorang pemimpinan. Maka perusahaan/organisasi perlu adanya komitmen yang tinggi dalam menunjang keberhasilan setiap perusahaan/organisasi. Komitmen Organisasi menjadi hal penting pada sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidupnya, apapun bentuk organisasi itu dalam mencapai tujuannya. Menurut Meyer dan Allen (1990) dalam Pangabean (2004:135) Komitmen Organisasi dapat diartikan sebagai sejauh mana seseorang karyawan mengalami rasa kesatuan dengan organisasi mereka. Karyawan-karyawan yang merasa lebih berkomitmen pada organisasi memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bisa diandalkan, berencana untuk tinggal lebih lama didalam organisasi, dan mencurahkan lebih banyak upaya dalam bekerja. Komitmen Organisasi yang di tandainya dengan adanya (a) Affective Commiment, (b) Countinuance Commitment dan (c) Normative Commitment. (Meyer dan Allen (1990) dalam Pangabean (2004:135))
Komitmen organisasi merupakan hal yang terpenting dalam perusahaan. Jika pegawai memiliki komitmen yang tinggi maka pekerjaan pegawai pun dapat teratasi dengan baik. Seperti halnya yang terjadi pada PDAM Amuntai dimana berdasarkan observasi lapangan pada bulan November-Desember 2017 dimana komitmen pegawai terhadap organisasi sangat tinggi, sebab pegawai sudah ada standar prosedur kerja yang menjadi pedoman. Pekerjaan yang di bebankan kepada pegawai segera langsung di selesaikan dengan tujuan ada waktu santai. Oleh sebab itu jika terdapat pegawai berbicang-bincang sesama rekan kerja atau duduk santai membaca koran bukan berarti pegawai tidak memiliki rasa tanggung jawab melainkan pegawai tersebut sudah menyelesaikan pekerjaan yang telah di bebankan kepadanya.
Komitmen Organisasi yang terjadi pada PDAM Amuntai, di dukung dari pernyataan kepada Bapak M. Zaini pegawai Kasi bagian Produksi PDAM amuntai yang menjelaskan bahwa pegawai memiliki komitmen yang tinggi dan bekerja sesuai dengan prosedur yang di tetapkan oleh perusahan. Setiap pegawai juga mendukung tujuan serta program-program yang ada pada perusahaan. Pegawai juga memiliki kepercayaan terhadap nilai-nilai serta peduli terhadap permasalahan PDAM. Di samping itu, pegawai juga selalu siap bekerja tambahan jika ada tugas lebih yang di bebankan karena pegawai memiliki tanggung jawab yang tinggi. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada bapak H. Gusti Abdurrahman pegawai staf produksi PDAM Amuntai yang menyatakan bahwa pegawai taat terhadap peraturan dan nilai-nilai yang ada di perusahaan serta memiliki tingkat kepedulian yang tinggi, sehingga setiap pekerjaan yang di berikan selalu di selesaikan dengan sesegera mungkin agar bisa memanfaatkan waktu untuk pekerjaan yang lain. Jika pekerjaaan selesai maka pegawai memiliki waktu yang santai. Sehingga waktu santai tersebut di manfaatkan untuk istirahat, berbincang-bincang dan membaca koran, tetapi pekerjaan yang sudah di berikan sudah di selesaikan dan pegawai bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut.
Setiap perusahaan menginginkan karyawannya memiliki komitmen tinggi. Komitmen yang tinggi dapat mendorong karyawan untuk bekerja dengan baik. Akan tetapi pada kenyataannya, tidak semua karyawan memiliki komitmen tinggi, sehingga karyawan dalam kinerjanya kurang maksimal. Komitmen karyawan rendah dan dilihat dari kinerja karyawan menunjukkan karyawan kurang loyal terhadap perusahaan. Maksudnya, ada kesediaan karyawan untuk melakukan tugas tetapi karyawan kurang memaksimalkan kemampuannya.
Komitmen organisasi sebagai sifat hubungan antara pegawai dengan organisasi. Dengan hubungan kedua tersebut pegawai perlu adanya motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan salah satu unsur penting dalam karyawan sebuah lembaga, artinya motivasi harus dimiliki setiap karyawan. Karyawan dengan motivasi kerja yang baik akan melaksanakan setiap pekerjaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya dan mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Menurut Wibowo (2010:111) motivasi merupakan dorongan untuk bertindak terhadap serangkaian proses perilaku manusia dengan mempertimbangkan arah, intensitas, dan ketekunan pada pencapaian tujuan. Motivasi kerja yang rendah atau kurang baik akan merugikan lembaga, karena dengan motivasi kerja yang rendah pencapaian tujuan lembaga akan tertunda. Oleh karena itu motivasi kerja merupakan sesuatu yang penting yang harus dimiliki karyawan.
Motivasi kerja pegawai tidak selamanya berada dalam kondisi baik, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi kerja di saat motivasi kerja pegawai menurun. Meningkatkan motivasi kerja pegawai bisa dilakukan dengan memperhatikan dan memenuhi kebutuhan pegawai serta menghargai hasil dari pekerjaan mereka. Menurut Hasibuan (2007:149) ada dua macam metode untuk meningkatkan motivasi pegawai, yaitu motivasi langsung dengan memenuhi kebutuhan pegawai secara materiil dan non materiil serta motivasi tidak langsung dengan memberikan fasilitas-fasilitas untuk menunjang pekerjaan. Sedangkan menurut Wibowo (2010:378) ada 7 (tujuh) cara dalam menigkatkan motivasi kerja pegawai yaitu dengan (a) Promosi, (b) Prestasi kerja, (c) Pekerjaan itu sendiri, (d) Penghargaan, (e) Tanggung Jawab, (f) Pengakuan dan (g) Keberhasilan dalam bekerja.
Motivasi kerja merupakan dorongan yang secara sadar terdapat pada diri pegawai. Motivasi kerja yang terdapat pada setiap perusahaan berbeda-beda. Salah satunya pada PDAM Amuntai dimana berdasarakan observasi lapangan pada bulan November-Desember 2017 pada PDAM Amuntai bahwa motivasi yang ada pada diri pegawai tinggi dimana pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, bertanggung jawa terhadap pekerjaan yang di berikan. Disisi lain motivasi juga di berikan oleh pimpinan dan rekan kerja sebab pegawai merasa lebih percaya diri dan memiliki dedikasi yang baik dalam melakukan pekerjaannya.
Motivasi Kerja yang terjadi pada PDAM Amuntai, di dukung dari pernyataan Ibu Rina Kasi Kepegawaian PDAM Amuntai yang menjelaskan bahwa pegawai mendapat motivasi yang berbeda akan tetapi setiap pekerjaan yang di berikan selalu mampu untuk penyelesaikannya. Pekerjaan yang dilakukan pegawai sudah terstruktur berdasarkan jabatan masing-masing. Motivasi yang diberikan pimpinan menjadi dorongan kuat bagi pegawai dalam menyelesaikan pekerjaanya. Pekerjaan yang di rasa sulit bisa di selesaikan oleh pegawai sebab pegawai bersemangat agar berkesempatan untuk naik jabatan. Dengan adanya promosi jabatan membuat pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada Bapak Aryadi Rahman pegawai staf umum PDAM Amuntai yang menyatakan bahwa pegawai selalu bersemangat dalam bekerja karena memiliki tujuan dan dorongan yang di dapat baik dari pimpinan maupun rekan kerja. Tujuan yang di inginkan yaitu kenaikan pangkat. Pekerjaan yang di berikan perusahaan selalu kerjakan tepat waktu serta bertanggung jawab penuh dengan pekerjan tersebut. Disisi lain pimpinan juga memberikan arahan yang jelas sehingga pegawai bekerja dengan mudah dan lebih percaya diri dalam menyelesaikannya.
Dengan motivasi pegawai yang tinggi akan membuat pegawai lebih cepat menyelesaikan pekerjaan. Oleh sebab itu pencapaian tujuan perusahaan dipengaruhi oleh kinerja karyawan perusahaan itu sendiri. Maka dari itu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berpotensial dan berkualitas, baik dari segi pemimpin maupun karyawan pada pola tugas, tanggung jawab, berdaya guna sesuai dengan peraturan dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan.
Perusahaan harus bisa mendorong sumber daya manusia agar tetap produktif dalam mengerjakan tugasnya masing-masing yaitu dengan meningkatkan motivasi kerja para karyawannya, sehingga perusahaan dapat mempertahankan karyawannya, dan selain itu pegawai juga dapat dijadikan sebagai mitra utama yang baik dalam penunjang keberhasilan suatu perusahaan, hal tersebut di harapkan dapat memotivasi pegawai serta membuat pegawai puas terhadap pekerjaan yang mereka jalani menjadi salah satu faktor yang penting,
Dengan adanya motivasi kerja yang lebih baik, maka kinerja karyawan yang akan di hasilkan oleh karyawan untuk perusahaan juga akan lebih baik. Menurut Robbins (2006:687) Kinerja Karyawan merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target/sasaran atau kriteria. Sedangkan menurut Mangkunegara (2012:67) bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. Untuk mengukur kinerja karyawan, diperlukan parameter yang tepat. Ada 6 indikator menurut Robbins (2006:693) dalam melakukan penilaian kinerja, yakni (a) Kualitas, (b) Kuantitas, (c) Ketepatan waktu, (d) Efektivitas, (e) Kemandirian dan (f) Komitmen kerja. Di setiap perusahaan pasti memiliki sistem penilaian kinerja karyawan dengan caranya sendiri.

Pada Buku ini, topik pembahasan yang dikaji adalah sebagai berikut :
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
BAB 2 15
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL 15
A. Pengertian Kepemimpinan 15
B. Perbedaan Kepemimpinan dengan Manajemen 19
C. Gaya Kepemimpinan 20
D. Kepemimpinan Transformasional 24
E. Unsur-unsur Kepemimpinan Transformasional 27
F. Komponen Kepemimpinan Transformasional 28
G. Kemampuan dan Sfiat Kepemimpinan Transforma-sional 30
H. Indikator Kepemimpinan Transformasional 32
I. Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Pegawai 35
J. Kepemimpinan Transformasional, Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai 36
BAB 3 37
KOMITMEN ORGANISASI 37
A. Pengertian Komitmen Organisasi 37
B. Karakter Komitmen Organisasi 39
C. Faktor-Faktor Komitmen Organisasi 40
D. Pilar Menciptakan Komitmen Organisasi 41
E. Perilaku Komitmen Organisasi 42
F. Dampak Komitmen Organisasi 43
G. Motif Komitmen Organisasi 44
H. Prinsip Komitmen Organisasi 44
I. Indikator Komitmen Organisasi 45
J. Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Pegawai 45
BAB 4 47
MOTIVASI KERJA 47
A. Pengertian Motivasi Kerja 47
B. Aspek Motivasi Kerja 49
C. Kelompok Motivasi Kerja 49
D. Faktor-Faktor Motivasi Kerja 50
E. Metode Metode Motivasi Kerja 53
F. Langkah-Langkah Motivasi Kerja 53
G. Jenis Motivasi Kerja 54
H. Indikator Motivasi Kerja 55
I. Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai 56
BAB 5 57
KINERJA KARYAWAN 57
A. Pengertian Kinerja Karyawan 57
B. Aspek-aspek Kinerja Karyawan 59
C. Karakteristik Kinerja Karyawan 61
D. Faktor-Faktor Kinerja Karyawan 61
E. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan 62
F. Indikator Kinerja Karyawan 63
BAB 6 65
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 65
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 65
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Sumber Daya Manusia 68
C. Tujuan Manajemen SDM 75
D. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 77
E. Penilaian Kinerja, Penghargaan dan Pengembangan Karier 83
F. Pelatihan dan Pengembangan 85
G. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepemimpinan dan Produktivitas 86
BAB 7 89
PENUTUP 89
A. Simpulan 89
DAFTAR PUSTAKA 95

Uncategorized

Navigasi pos

Previous Post: PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
Next Post: Manajemen Pendidikan dan Sistem Pembelajaran

Buku Terbaru

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Uncategorized
KINERJA BANK TERHADAP DANA PIHAK KETIGA Uncategorized
PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN Uncategorized
MANAJEMEN KEUANGAN Ekonomi
PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI CALON GURU SD/MI BERWAWASAN LITERASI BARU DI PERGURUAN TINGGI Uncategorized
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Uncategorized

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Archives

  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Desember 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022

Categories

  • Ekonomi
  • Hukum
  • MANAJEMEN
  • MANAJEMEN
  • manajemen keuangan
  • Manajemen Pendidikan
  • Metode Penelitian
  • Pendidikan
  • Pendidikan Agama Islam
  • Pendidikan Agama Islam
  • Politik
  • PSIKOLOGI
  • SEKOLAH INKLUSI
  • sosial
  • SOSIAL BUDAYA
  • SOSIAL BUDAYA
  • TEKNIK
  • TEKNIK
  • Uncategorized

Recent Posts

  • MANAJEMEN PEMBELAJARAN ERA MODERN
  • PROBLEMATIKA DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
  • MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS DATA GEOSPASIAL
  • PERENCANAAN PENDIDIKAN BERBASIS DATA GEOSPASIAL
  • FESTIVAL LAMPION

Recent Comments

  1. Eric Jones mengenai PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI CALON GURU SD/MI BERWAWASAN LITERASI BARU DI PERGURUAN TINGGI
  2. MarthaTropy mengenai KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI BILAH LABUHANBATU
  3. Eric Jones mengenai PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI CALON GURU SD/MI BERWAWASAN LITERASI BARU DI PERGURUAN TINGGI
  4. Arnette Allison mengenai KOMPARASI DAN HUBUNGAN HUKUM OTONOMI DAERAH DENGAN HUKUM PERTAMBANGAN BATUBARA
  5. Eric Jones mengenai PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI CALON GURU SD/MI BERWAWASAN LITERASI BARU DI PERGURUAN TINGGI

Copyright © 2025 EL PUBLISHER.

Powered by PressBook Grid Blogs theme