- Pengarang : Iskandar
- editor : Muhammad Noor Ilmi,
- Tahun: 2023
Pada kesempatan ini, saya (Iskandar) mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam membuat buku ini, khususnya pada penerbit Elpublisher dalam membantu menerbitkan dan mencetak buku ini. Buku ini akan menjadi manfaat kepada para referensi metode penelitian. Tentu buku ini jauh dari kata sempurna, dan masih banyak referensi yang perlu di tambahkan, dimohonkan masukan berupa kritik dan saran agar kedepannya mampu menghasilkan karya buku yang lebih baik.
- Pada buku ini akan dibahas :
- Filsafat dan Hakikat Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Metode Penelitian Kuantitatif
- Metode Penelitian Kualitatif
- Perumusan Masalah Penelitian
- Metode Penelitian MIX
- Kajian Literatur
- Etika Penelitian
- Konsep Populasi dan Sampling Pemilihan Partisipan
- Teknik Pengumpulan Data
- Instrumen Penelitian
- Teknik Analisis Data
- Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pengertian Filsafat
Pada dasarnya jika kita cermati lebih lanjut kata filsafat berasal dari kata falsafah (bahasa Arab) dan piloshsophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philoshophia terdiri dari dari dua kata “Philos” yang berarti cinta dan “Shopia” berarti kebijaksanaan.3 Berarti jika kedua kata tersebut disambungkan maka akan bermakna mencintai kebijaksanaan.
Menurut catatan sejarah, kata Philosopia ini pertama kali digunakan oleh Pythagoras, seorang filosof Yunani yang hidup pada 582-496 sebelum Masehi. Cicero (106-43 SM), seorang penulis Romawi terkenal pada zaman-nya dan sebagian karyanya masih dibaca hingga saat ini, mencatat bahwa kata ‘filsafat’ dipakai Pythagoras sebagai reaksi terhadap kaum cendekiawan pada masanya yang menamakan dirinya ‘ahli pengetahuan.’ Pythagoras menyatakan bahwa pengetahuan itu begitu luas dan terus berkembang. Tiada seorangpun yang mungkin mencapai ujungnya. Jadi, jangan sombong menjuluki diri kita ‘ahli’ dan ‘menguasai’ ilmu pengetahuan. Bukan itu maksud kata kebijaksanaan. Kata Pythagoras, kita ini lebih cocok dikatakan sebagai pencari dan pencinta pengetahuan dan kebijaksanaan, yakni filosof. 5 Pernyataan Pythagoras memang diabaikan dan diselewengkan oleh banyak pihak terutama oleh kaum ‘sophist’. Mereka seakan menjadi orang yang paling tahu dan bijaksana. Mereka mempergunakan kefasihan bahasa dan kelihaian bersilat lidah untuk meyakinkan masyarakat dan merebut pengaruh.
Pertanyaan pokok yang harus dicari jawabannya adalah apakah filsafat itu. Tentu Anda sendiri sering mendengar bahkan menggunakan kata filsafat. Perlu Anda ketahui bahwa telah banyak para ahli filsafat yang memberikan pengertian dan definisi tentang filsafat. Akan tetapi, terdapat keragaman dalam memberikan pengertian dan merumuskan definisi tersebut. Hal ini terjadi karena masing-masing ahli filsafat atau filsuf itu mempunyai konsep yang berbeda dengan filsuf yang lain dan memiliki dasar pemikiran dan pandangan yang berbeda pula. Anda perlu memahami perbedaan tersebut dengan seksama untuk memperoleh wawasan pengetahuan yang luas dan mendalam. Perlu Anda ketahui bahwa kata filsafat berasal dari kata Yunani, yaitu philosophia, terdiri dari kata philos yang berarti cinta atau sahabat dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan.
Jadi, philosophia berarti cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran, dalam hal ini kebenaran ilmu pengetahuan. Memahami pengertian filsafat dengan cara memahami apa yang dilakukan oleh para filsuf itu. Anda tentu menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari sering kali manusia mengalami hal-hal yang kurang dipahami sehingga menimbulkan pertanyaan dalam dirinya dan menggugah rasa ingin tahunya. Banyak peristiwa yang terjadi dalam alam ini yang sangat menakjubkan, yang menimbulkan kekaguman, bahkan yang menakutkan. Bintang-bintang yang berkedip-kedip di malam hari, lautan biru yang senantiasa bergerak, bahkan gempa bumi. Anda ingat peristiwa Tsunami 2014 di Aceh dan di beberapa tempat yang menghancurkan bangunan-bangunan yang memakan banyak korban adalah beberapa contoh peristiwa alam yang dahsyat. Tentu saja peristiwa ini dapat menimbulkan pertanyaan apakah yang sebenarnya terjadi dan apakah yang menjadi asal dari segala yang ada dalam alam ini. Hal ini pulalah yang menjadi pertanyaan dan pemikiran bagi beberapa orang pada masa sekitar 600-200 tahun Sebelum Masehi (SM) di Yunani.
Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif
Metode kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yang di dalamnya menggunakan banyak angka. Mulai dari proses pengumpulan data hingga penafsirannya. Sedangkan Metode penelitian adalah studi mendalam dan penuh dengan kehati-hatian dari segala fakta. Dikutip dari buku Metodologi Penelitian Kuantitatif Pendidikan Jasmani (2018) karya Untung Nugroho, penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang sistematis, terencana, dan terstruktur.
Banyak yang menyebutkan bahwa metode kuantitatif merupakan metode tradisional. Karena metode kuantitatif sudah cukup lama digunakan sehingga menjadi tradisi dalam penelitian.
Metode kuantitatif ini juga disebut metode ilmiah. Sebab telah memenuhi kaidah ilmiah, yakni konkret, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Penelitian kuantitatif biasanya banyak digunakan dalam psikologi, ekonomi, demografi, sosiologi, pemasaran, kesehatan, masyarakat dan pengembangan manusia serta lainnya. Lebih jarang digunakan dalam antropologi dan sejarah, penelitian dalam ilmu matematika seperti fisika juga termasuk dalam penelitian kuantitatif meskipun penggunaan istilah berbeda dalam konteksnya.
Metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai bagian dari serangkaian investigasi sistematika terhadap fenomena dengan mengumpulkan data untuk kemudian diukur dengan teknik statistik matematika atau komputasi. Riset ini sebagian besar dilakukan dengan menggunakan metode statistik dalam pengumpulan data kuantitatif lewat studi penelitian.
Pengertian Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif adalah sebuah cara atau metode penelitian yang lebih menekankan analisa atau deskriptif. Dalam sebuah proses penelitian kualitatif hal hal yang bersifat perspektif subjek lebih ditonjolkan dan andasan teori dimanfaatkan oleh peneliti sebagai pemandu, agar proses penelitian sesuai dengan fakta yang ditemui di lapangan ketika melakukan penelitian.
Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan mendalam dan dilakukan dengan mengumpulkan data sedalam-dalamnya. Metode kualitatif lebih mengutamakan pengamatan fenomena dan lebih meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman penelitian kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang digunakan.
Perhatian ketika seorang peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif akan lebih fokus tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi, serta hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena.
Menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), metode kualitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang “apa (what)”, “bagaimana (how)”, atau “mengapa (why)” atas suatu fenomena, sedangkan metode kuantitatif menjawab pertanyaan “berapa banyak (how many, how much)”.
Metode penelitian kualitatif lebih mengupayakan dalam menyelidiki masalah. Dari masalah yang ada tersebut akan menjadi dasar yang digunakan oleh peneliti dalam mengambil data. Kemudian peneliti menentukan variabel dan diukur dengan angka guna analisa yang sesuai dengan prosedur dari statistik yang berlaku.
Tujuan seorang peneliti menggunakan metode kualitatif ketika akan melakukan penelitian adalah untuk memahami bagaimana suatu komunitas atau individu-individu dalam menerima isu tertentu. Peneliti juga harus faham dan mengerti serta memiliki pengetahuan memadai terkait permasalahan yang akan ditelitinya. Jika peneliti tidak faham dengan apa yang ingin diteliti maka sebuah penelitian tersebut tidak memenuhi syarat sebagai penelitian kualitatif. Selain itu, peneliti juga mampu mendapatkan data yang tepat, membatasi asumsi, dan menulis secara persuasif agar pembaca dapat merasakan pengalaman yang sama.
Pengertian Metode MIX
MMR adalah metode penelitian yang diaplikasikan bila peneliti memiliki pertanyaan yang perlu diuji dari segi outcomes dan prosesnya, serta menyangkut kombinasi antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. Karena berfokus pada outcomes dan proses, maka desain MMR biasa digunakan dalam penelitian evaluasi program. Namun sekarang, MMR sudah sering digunakan untuk ilmu-ilmu sosial, seperti: konseling, psikologi sosial manajemen,dan pengorganisasian perilaku.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Bryman dan Hanson, Creswell dan Clark (2007: 5) mendefenisikan MMR sebagai desain penelitian yang beranjak dari asumsi filosofi metode inquiri. Sebagai metodologi, MMR memberikan panduan saat mengumpulkan dan menganalisis data dan pencampuran antara pendekatan keduanya dilakukan pada saat proses penelitian. Sebagai metode, MMR berfokus pada mengumpulkan, menganalisa, dan pencampuran antara data kualitatif dan kuantitatif dilakukan dalam satu atau serangkaian penelitian. Jadi pada intinya, menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan (dikombinasikan) lebih dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap permasalahan penelitian daripada digunakansecara terpisah.